Pengenalan Pendidikan Inklusif berbasis UDL melalui Workshop Modifikasi Kurikulum bagi Prodi Ilmu Komunikasi

Sudah tak asing dan menjadi suatu kehormatan bagi Program Studi Ilmu Komunikasi (IKOM) yang kini merupakan prodi penerima mahasiswa difabel terbanyak khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM). Kali ini, prodi Ilmu Komunikasi berkesempatan mengikuti Workshop Modifikasi Kurikulum yang diselenggarakan oleh Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga di Interactive Center (IC) Fishum. Acara ini dihadiri langsung oleh ketua LPPM Dr. Muhrisun, S.Ag., BSW., M.Ag., MSW., Pendiri PLD Ro'fah, MA., Ph.D. serta ketua PLD Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A.

Acara ini dibuka langsung oleh Dekan Fishum Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. ia mengapresiasi kegiatan PLD ini dalam mengupayakan pendidikan inklusif bagi mahasiswa difabel khususnya di lingkungan Fishum. “Prodi Ilmu Komunikasi menjadi prodi yang paling sering menerima mahasiswa difabel khususnya di lingkungan Fishum, ini menjadi penting jika ada model pembelajaran baru bagi kami semua disini”, terangnya sambil membuka workshop modifikasi kurikulum. Lanjut ketua LPPM, lebih mengingatkan kembali bahwa PLD UIN Sunan Kalijaga merupakan lembaga pertama di PTKIN yang menjadi leader dalam pendidikan inklusif. "Semoga workshop ini mengantarkan fishum menjadi leader fakultas yang memberikan ruang khususnya bagi mahasiswa difabel sehingga bisa mewujudkan pembelajaran inklusif yang baik', terangnya.

Lebih jauh, Universal Design for Learning (UDL) merupakan terobosan terbaru dari PLD untuk mengenalkan kurikulum yang cocok tidak hanya untuk mahasiswa difabel tapi juga bagi seluruh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. "Premis Dasar UDL merupakan pemberian kesempatan yang adil untuk mencapai standar tinggi kepada seluruh mahasiswa yang menyediakan keterlibatan, representasi dan tindakan serta ekspresi", terang Pendiri PLD Rof'ah, MA., Ph.D. ia juga menambahkan bahwa penyediaan sarana prasarana merupakan sarana pembelajaran untuk mengetahui tindakan dan ekspresi dari mahasiswa. "Sudah tidak jamannya lagi dosen menerangkan mahasiswa di depan dengan membacakan buku dan presentasi, pasti mahasiswa pada kabur", tuturnya sembari tersenyum ceria.

Pada dasarnya PLD bukan sebagai solusi untuk semua tapi kita harus terus mengawal untuk perubahan proses pembelajaran yang bisa menjembatani mahasiswa biasa dengan difabel setiap tahunnya. “Kita harus berusaha merubah pikiran kita disisi yang lain, pemikiran baru yang lebih luas dimana nantinya kita semua bisa melaksanakan kewajiban kita khususnya sebagai institusi pemerintahan yang tunduk dengan undang-undang”, imbuh Pendiri PLD tadinya sembari bercerita pengalamannya mengawal PLD hingga saat ini.

Dalam kesempatan selanjutnya, Jamil Suprihatiningrum, S.Pd.Si., M.Pd.Si., Ph.D. selaku Tim Ahli PLD lebih menerangkan teknis persiapan PLD ketika perkuliahan akan diselenggarakan maka PLD akan memberi tahu masing-masing prodi terkait mahasiswa difabel tersebut. Seperti berapa banyak mahasiswa yang akan ada fishum tiap prodinya bahkan memberi tahu jenis mahasiswa difabel yang akan masuk ke dalam prodi tersebut supaya ini menjadi kesiapan khususnya bagi masing-masing prodi.

Prodi Ilmu Komunikasi hadir yang diwakili oleh Dr. Diah Ajeng Purwani, S.Sos, M.Si selaku sekretaris prodi Ilmu Komunikasi dan beberapa dosen IKOM, ia menuturkan bahwa ke depan diharapkan ada komunikasi yang intens antara PLD dan masing-masing prodi. “Ada bagusnya PLD bisa hadir di rapat masing-masing prodi. Seperti ketika komunikasi menerima mahasiswa difabel netra rasanya perlu bimbingan lebih dari PLD karena terkait tugas-tugas visual”, terang sekprodi IKOM. Ia menambahkan bahwa kini terciptalah solusi dengan menjadikan satu kelas khusus bagi mahasiswa difabel ketika prodi IKOM mendapatkan mahasiswa difabel terbanyak di Fishum. Ia juga berharap sharing session menjadikan ke depannya prodi dan PLD bisa lebih kokoh untuk memberikan layanan yang lebih baik dari tahun ke tahun khususnya bagi mahasiswa difabel.